Kamis, 16 Januari 2014

Hembusan terakhirku

Nafasku untuk orang-orang yg pernah hadir di dalam hidupku. Tak peduli dengan orang yg membenciku. Karena sebenarnya, merekalah orang yg seharusnya aku kasihi. Dan kamu, bagian dari separuh nafasku.

Berjuang untukmu penuh kisah liku di dalamnya. Kesabaranku pun sangat di uji. Entahlah.. apakah kau menyadari  perjuanganku selama ini? Apa kau tak bisa melihat perjuanganku selama ini dengan matamu? Ya. Aku memang bodoh. Bagaimana kau bisa melihat perjuanganku selama ini, jika aku tak pernah memperlihatkannya padamu?!..
Bagiku, sebuah perjuangan tidak harus diketahui oleh orang yg kita perjuangkan. Cukup Tuhan dan aku. Aku yakin, Tuhan lebih adil dan lebih tau seberapa besar perjuanganku untukmu.

Tapi, kalau kau tak bisa melihatnya dengan matamu, kau masih punya hati! mengapa tak kau gunakan hatimu untuk melihatnya? mata hatimu..
Hatimu tak sekeras batu bukan? Segelintir kalimat menyakitkan telingaku pun tak jarang aku dapatkan. Ini tentangmu..
"Lihatlah, kau ini perempuan baik. Kau bisa mendapatkan laki-laki yg lebih baik yang bisa menangkap dan membalas rasa cintamu di waktu yang tepat. Ini bukan waktumu.. Cintamu bukan dia. Dan mungkin, cueknya selama ini karena memang dia telah memiliki hati yang lain. Apa kau akan tahan dengan dia nantinya? Kau masih ingin bertahan?!"
Kalimat itu keluar begitu saja dari bibir sahabat" ku..

Begitu sangat menyakitkan. Mengapa semua orang menganggapmu sebagai penjahat? Bukankah kau memang penjahat? hatiku telah dicuri olehmu, dan kini kau mengabaikannya begitu saja?

Mungkinkah orang yang selalu diam memendam perasaannya akan kalah dengan orang yg selalu meletupkan rasa cintanya?

Mungkinkah aku yg selama ini tak pernah melontarkan satu katapun terhadapmu akan kalah dengan perempuan yang selalu berhasil membuat percakapan denganmu?

Mungkinkah aku yg selama ini tak pernah sekalipun memperlihatkan perhatianku untukmu yang begitu besar akan kalah dengan perhatian perempuan  lain yang  berani melakukannya secara terang-terangan padamu?

Mungkinkah aku yang selalu menatapmu dari kejauhan akan kalah dengan perempuan lain yang selalu bisa berada di dekatmu?

Semuanya itu mungkin.. Jika aku masih melakukan semuanya selama ini. Aku tak berani untuk memulainya lebih dulu..
Apa kau lupa, dengan DM twitterku yg aku tujukan padamu? Padahal, saat itu aku memberanikan diri agar dapat mengenalmu. Tapi, apa yang aku dapatkan?DM ku kosong. Kau mengabaikannya.

Mengapa kau selalu mengabaikan orang yg jelas-jelas memiliki rasa sayang yg besar untukmu? MENGAPA?!

Atau perempuan lain lebih cantik dr fisikku? iya? hahahahaha kalau memang begitu, aku menyerah untuk hal ini. Aku sadar, fisikku tak seindah perempuan lain yg menurutmu memang cantik.
Cantik itu hanya kulit di masa muda. Jika kamu menyukai perempuan dari cantik fisiknya, kau akan menyesal di kemudian hari.

Kau lupa? hidup itu untuk mati. Menetap itu untuk meninggalkan.
Dan keduanya, akan berlanjut setelah kematian menyergapmu. Disanalah, kehidupan yg kekal dan abadi dimulai..

Aku menyukaimu terlalu dalam. Inilah sebabku mengapa aku menganggap keburukanmu sebagai kebaikan untukku. Bukankah mengubah sikap orang yg kita cintai menjadi pribadi yg lebih baik itu salah satu wujud dari rasa sayang? Ayolah, ini memang bukan waktunya. Tugas ku hanya belajar menggapai cita. Namun, harapanku sebagai calon imamku  tetap kamu.

Harus berapa kali aku mengatakan jikalau kamu berbeda dengan yg lain? cuekmu menjadikan dirimu semakin misterius di mataku. Dan mungkin, hal itu membuat aku semakin ingin berjuang untukmu.

Tidakkah kau tau, hal sekecil apa pun yg kau lakukan aku selalu memperhatikannya? Caramu berjalan, caramu merebahkan bahumu di dinding sekolah,  cara makanmu, dan hal kecil lainnya.Apakah kamu tau, jikalau hal kecil seperti itu dapat membuatku tersenyum?

Aku selalu menjaga hatiku untukmu, apa kau juga begitu? atau mungkin kau telah menyediakan hatimu untuk perempuan lain? Jangan. Bagaimana denganku kalau begitu? Ini pertama kalinya aku jatuh cinta dengan orang sepertimu.

Oh ya, saat aku terbaring lemah dengan beberapa kain yang menutupi semua tubuhku, apa kau akan datang menemuiku?
Tidak? Sekeras itu kah hatimu?
Aku kira, di akhir nafasku, kau akan datang menemuiku. Menengok jasadku yg terbaring lemah disana; tak bernyawa.

Kalau begitu, salahkah aku jikalau aku mengharapkanmu untuk berada di sampingku di akhir lembaran buku hidupku? Aku hanya ingin mendengar sebuah kalimat syahadat yg kau bisikkan di telingaku sebelum aku menghembuskan nafas terakhirku. Kau tau? karena nafas terakhir ku itu, aku persembahkan UNTUK dirimu..

Tidak ada komentar:

SINOPSIS BIARKAN MENGALIR SEPERTI AIR

Alea, remaja enam belas tahun yang berulang tahun setiap bulan Januari tidak pernah berharap Tuhan mendatangkan sahabat seperti seriga...