Senin, 26 Oktober 2015

Bertanya pada Hati

*Sajak
Bertanya pada Hati

Masa berlalu begitu cepat.
Ruang kosong yang bergetar dengan hebat.
Maksud hati ingin kembali mengingat.
Tentang rasa yang hadir melesat.
Kau bilang, aku ini siapa?
Bukan hantu, bukan sosok yang menakutkan.
Kau bilang, aku ini siapa?
Malaikat penyejuk hati, penentram jiwa.
Namun, aku salah, bukan untukku.

Pipi merah muda yang bersemu.
Bersamaan dengan kaus warna merah kala itu.
Kau usap bagian depan rambutmu.
Tak tahukah kau, pengagummu berdiri disana, di balik jendela itu?
Kau bilang, wanita tak boleh seperti bulan.
Kau katakan, wanita laiknya matahari.
Tak boleh dipandang banyak orang, cukup menjadi yang menyilaukan.
Agar tak dipandang sembarang orang.
Lagi, mengapa sosokmu selalu jatuh tepat di retinaku?
Tak cukupkah bayanganmu itu selalu terindera dengan jelas?

Apa kau tahu, tentang penghuni gedung hijau di seberang sana?
Mereka sibuk membicarakan kita.
Mengomentari sesuka hati mereka.
Menerka-nerka kabar ini benar atau tidaknya.
Kalau kau tanya, sejak kapan?
Aku tidak tahu.
Kalau kau masih penasaran,
bukankah kau lebih tahu daripada aku?

Mereka bilang aku merebutmu darinya.
Mereka katakan, aku tak pantas.
Kau tahu bukan, semua acap kali terdengar begitu menyakitkan.
Aku tidak peduli!
Masih bersama bayangan yang sama.
Masih dengan gejolak yang sama.
Tak tahu kapan berakhir, dan tidak akan pernah tahu dengan cara apa ini akan berakhir.

Kalaupun akan datang suatu masa.
Menghilang entag pudar kemana.
Biarkan semua terangkai dengan indah dalam bingkai cerita.
Tak kan ku biarkan ia menghilang.
Semua ada disini, di dalam jiwa.
Bersama jutaan rasa yang pernah ada.

Aku bertanya pada hati.
Biarkan ia menjawab tanpa suara.
Apa yang salah dari semua ini?
Diam. Itulah jawaban yang paling dahsyat.
Bukan kita, tetapi Dia telah menuliskan pertemuan kita.
Tak usah kau tanyakan hal yang sama.
Karena kau, adalah jawaban dari semuanya.

SINOPSIS BIARKAN MENGALIR SEPERTI AIR

Alea, remaja enam belas tahun yang berulang tahun setiap bulan Januari tidak pernah berharap Tuhan mendatangkan sahabat seperti seriga...