Senin, 27 Januari 2014

Cinta Sendiri


Hai, kamu apa kabar?
Untuk yang ke-sekian kalinya kamu menjadi sebab sebuah tulisanku. Yaa, sebuah tulisan yang menurutmu tak berarti. Sederhana menurutmu, belum tentu sederhana menurutku. Bagiku, kamu luar biasa..



Tak akan ada habis kata yang ku rangkai untukmu. Hujan di luar sana pun tau bahwa aku disini akan selalu menulis tentangmu. Setiap tetesan air hujan, itu adalah bukti kesetian jemariku untuk terus menulis tentang sosok yang selalu hadir dalam hidupku. Membuat hidupku lebih berwarna.. 
Dan aku percaya, 
"Akan ada pelangi setelah hujan."

Dan, 
kamu adalah hal yang selalu ku tulis, sedangkan aku adalah hal yang tak selalu kamu baca.


Benar begitu bukan? 
Sudikah kamu meluangkan waktumu untuk membaca sebuah tulisan yang ku tujukan padamu? Agar aku tak merasa sia-sia menulisnya. Hati yang tak bisa menahan, bibir yang selalu kelu untuk mengatakan, dan jemariku yang akhirnya berbicara untuk mengungkapkan.

Semua orang pasti pernah merasakan jatuh cinta. Yang namanya jatuh, pasti sakit. Namun, jatuh itu akan lebih indah jika ada yang menangkap kamu saat kamu terjatuh. Dan sebaliknya, jatuh itu akan lebih sakit saat kamu terjatuh namun disaat yang sama, tak ada yang bisa menangkapmu. Jatuhnya, cinta sendiri. Atau cinta dalam diam? atau Cinta Dalam Hati? terserah apapun pilihanmu, bagiku ketiganya memiliki makna yang sama. Dimana, si tokoh utama selalu dalam keadaan kebingungan. Bisa dibilang seperti orang linglung.

Si tokoh utama selalu bingung kemana dia akan membawa perasaannya saat itu, bagaimana ia menyampaikan perasaannya saat itu, dan kepada siapa dia harus meluapkan perasaannya saat itu. Si tokoh utama takut jikalau ia mengungkapkan di waktu, tempat, dan objek yang tidak tepat. Disini, muncul masalah baru yang melanda si tokoh utama tersebut. Duuuh, cinta sendiri memang ribet yaa.
Hanya bisa diam dalam kebingungannya. Selalu bisu karena saat ia ingin mengatakannya bibirnya terasa kelu. Endingnya pun tergantung dari si tokoh utama tadi, jika dia berani mengungkapkan, akan terasa lebih plong. Namun, akan ada hati yang tergores lagi. Karena dalamnya hati orang siapa yang tau yaa.. kita ambil pahitnya aja. Kalau beruntung, orang yg kita sukai itu memiliki perasaan yang sama, pasti bahagianya akan terbayar. Namun, jika kita tidak beruntung, orang yg kita sukai itu tidak memiliki perasaan yang sama, waahhh itu urusannya sama air mata. Tapi, "lebih baik menerima pahit, daripada harus memendam terus menerus lalu akhirnya menyesal saat ia pergi selamanya dan kita belum sempat mengungkapkan."


Kalimat itu memang benar. Namun, aku yakin, hanya beberapa orang saja yg menjalankan kalimat tersebut. Selebihnya aku rasa, mereka memikirkan berulang-ulang untuk menjalankan kalimat tersebut. Karena ada atau tidak adanya pengungkapan itu sama-sama memiliki resiko yang besar..
Memang semua yang ada "tapi" nya itu bikin potek banget yaa. Begini⇨ </3 banget yaaa. Hiks.

Hmmmm kalau ngomongin tentang hati, pasti ga ada habisnya. Heheheee yaaa aku sih hanya bisa berharap kamu tau, bahwa ada aku disini yang selalu menunggumu. Walaupun aku tau, bagaimana kamu bisa mengetahuinya jika aku tak pernah berikan isyarat kepadamu, iya kan? Haha entah lahh.. siapa tau saja ada sesuatu hal yang menjadikan sebab kamu mengetahui semuanya heheeee……Heheheeee……

Jika kamu memang jodohku, takdir akan membawaku berlabuh di hatimu.
"Jodoh pasti bertemu", yaa seperti judul lagu Afgan tersebut.
Dan semuanya harus ada usaha, bukan? yaa aku tau. Harus ada usaha. Dan usaha ku selama ini memang tak pernah terlihat di matamu. Aku memang sengaja tak memperlihatkannya padamu, tapi Tuhan tau apa yang sudah aku usahakan untukmu.

Dan, jika memang harus berakhir dengan "kamu memilih hati yang lain", siap tidak siap aku harus menerimanya. Karena Cinta sendiri itu harus siap menerima. Menerima kamu bersama dengan yang lain. Karena di setiap dua hati yg bersatu, akan ada satu hati yang terluka

D-I-A lah yang memilih tak mengungkapkan karena tak memiliki keberanian untuk mengajukan. DIA ADALAH AKU. AKU YANG MENJELMA MENJADI DIA. NAMUN, TETAP MENJADI DIRIKU SENDIRI..
Jika memang ada yang dekat, mengapa harus mencari yang jauh? ─ Kamu.

Tidak ada komentar:

SINOPSIS BIARKAN MENGALIR SEPERTI AIR

Alea, remaja enam belas tahun yang berulang tahun setiap bulan Januari tidak pernah berharap Tuhan mendatangkan sahabat seperti seriga...