Jumat, 27 Desember 2013

Menyapamu melalui tulisan

Hai kamu, sedang apa? Capek gak latihannya? sudah seberapa hebat basketmu? sesekali aku ingin melihat pertandingan besarmu suatu saat nanti. Bolehkah? aku ingin melihatmu menjadi bintang lapangan suatu hari nanti..
Hay kamu, sekarang kamu aktif ya di twitter? Hmmm senang melihatnya. Dari jumlah tweet kamu yg belasan, sekarang sudah ratusan. Bahagia itu pasti, tapi aku rasa semakin banyak kamu ngetweet, semakin banyak pula pertanyaan yg timbul di benakku.

Apalagi, waktu kamu retweet tweet "twitter aneh ya. Nyindir A, yg kesindir B-Z" kurang lebih seperti itu. Nah itu dia. 
"Cukup jadi stalker" itu yg cocok bgt buat aku sekarang. Aku buka twitter cuman nge tweet sama stalk timeline kamu. "Itu buat siapa ya?" pasti timbul pertanyaan gitu kalau abis nge stalk tuh.


Apalagi, waktu kamu tweet tentang entahlah your girlfriend apa bukan, disitu aku udah down banget. Tapi, pas aku tanya teman kamu, kamu belum punya lho. Darisitu, aku bertahan buat kamu. Aku punya beberapa puisi buat kamu. Waktu itu, salah satu puisi tentang kamu pernah aku post disini.. tapi, aku delete lagi karena "katanya" blog aku ini udah banyak yg tau. Ya ga masalah sih kalau udah banyak yg baca.. yg jadi masalah itu kalau yg bacanya
K A M U.. haha iya, kamu. Hmmm rasa campur aduk itu pasti. Yg jelas, teman kamu pernah bilang ke aku kalau kamu udah tau semuanya. Benarkah? Jika memang benar, kenapa masih diam? kau tau semuanya, dan itu membuatku semakin bingung.

Apa kau menolak secara halus? aku paham. Ya, memang mungkin dengan diam dan cuekmu itu berarti kau menolaknya secara halus. Aku hanya ingin mengenalmu saja dan itu kau larang? baiklah, kau ingin ku menjauh? Jika itu memang membuatmu resah, lebih baik aku tak mengenal sosokmu dr awal.

"Aku menjaga hatiku untukmu, bisakah kau lakukan seperti itu padaku?"─Dan mungkin kalimat ini tak berlaku lagi . 
Seharusnya, jika kamu mempersilahkan aku masuk ke dalam hidupmu, tak akan begini.Sedikitpun, tak ada izin untuk aku singgah di hidupmu. Sebenarnya, aku tidak hanya ingin singgah, tapi "menetap". Namun, itu semua hanya sebuah khayalanku belaka.

Kini, semuanya tak sesuai rencana. Sudah ku duga, semua ini akan terjadi. Secercah coretan usil menjadi sebuah saksi bisu selama ini. Air mata pertanda bukti perjalanan kisahku selama ini.  Kisah si buruk rupa yg mengharapkan seorang pangeran.

Aku kira dayang istana dapat berubah menjadi seorang putri istana..
Aku kira seekor angsa buruk rupa dapat berubah menjadi seeokor angsa jelita yang mempesona..
Aku kira si buruk rupa dapat berubah menjadi si cinderella..
Aku kira.. khayalan ini akan terus berjalan seiringnya waktu. Namun, aku sadar, semua khayalan ini cukup sampai disini. Berandai-andai itu memang sakit. Seperti; "seandainya aku bisa mengenalmu lebih jauh..", "seandainya aku dapat menjadi teman curhatmu," dan "seandainya..  aku bisa menjadi seorang sahabat yang selalu berada disampingmu"..

Namun, kenyataan adalah kenyataan.. dan khayalan akan tetap menjadi khayalan. Bagaimana bisa aku mengenal sosokmu lebih jauh, sedangkan di tengah jalan kau menolakku masuk untuk mewarnai hidupmu?
Sungguh menyakitkan bukan? Aku menyukaimu─kau menyukainya. Aku berjuang untukmu─kau berjuang untuknya. Terluka.
Sebenarnya aku lelah dengan semuanya. Tapi, aku rasa ini belum seberapa. Ini baru tahap awal menyukaimu. Mengagumi dalam diam itu emang ga enak. Munafik sekali jika aku tak menyukaimu. Aku hanya sebagian kecil dari sekian banyaknya pengagummu.

Ketakutan selalu menyelimutiku. Ketakutan untuk tidak dapat melihatmu lagi di duniaku. Duniaku lebih berwarna semenjak ada kamu. 
Aku takut.. takut dengan suatu hal yg tdk aku inginkan terjadi. Aku selalu memelukmu dalam doa. Menyelipkan namamu di setiap sujudku. Bagiku, tidak ada air mata yg jatuh sia-sia. Setiap air mataku yg jatuh karenamu, itu adalah air mata kebahagiaanku.

Kau tau? aku akan terus bertahan untukmu sampai diri-Nya memberhentikanku di tempat peristirahatan. Tempat peristirahatan terakhirku.. Istana mungil nan indah ditumbuhi rumput hijau yg tumbuh diatasnya. Disanalah namaku tertera.. Nama lengkapku disertai nama ayahku..
Aku tak pernah menyesal pernah memiliki rasa itu untukmu. Jikalaupun kau menyuruhku untuk menghilangkannya, aku tak akan pernah bisa. Dan sampai kapanpun itu mustahil. Bagaimana bisa, menghilangkan rasa yg telah hadir dua tahun yg lalu dan menghilang kannya begitu saja. Sulit. Percayalah, aku tak akan mengganggu hidupmu. Sepertinya terlalu tega jikalau kamu menyuruhku untuk menghapusnya. Karena bagiku, hidup adalah seni menggambar tanpa penghapus.

Sekarang, bilang saja.
Apa kau ingin marah padaku?
Hukum saja aku jika itu keinginanmu. Kau bahagia dengannya? Kalau begitu, kau menggoreskan luka untukku lagi.
Terserah kamu ingin lakukan apapun yg kamu mau, bahkan sampai kamu puas menggores luka kecil yg berulang-ulang pun aku rela menerimanya untukmu. Hanya untukmu seorang.

"Tak ada perjuangan yg tidak membuahkan hasil" dan aku percaya kalimat itu. Karena di dalam sebuah tangisan ada kebahagian yg terselip di dalamnya.  Dan aku percaya pada Takdir Tuhan. Jika Tuhan menginginkan, semua itu pasti terjadi. Tuhan pun tau, seberapa besar aku memiliki rasa itu untukmu. Kesabaranku sedang diuji. Tuhan ingin mengetahui sampai mana aku akan bertahan dalam lingkaran hatimu. Jika kau bukan tujuanku, aku yakin, Tuhan telah menyiapkan yang lain untuk menggantikanmu─♥.

Tidak ada komentar:

SINOPSIS BIARKAN MENGALIR SEPERTI AIR

Alea, remaja enam belas tahun yang berulang tahun setiap bulan Januari tidak pernah berharap Tuhan mendatangkan sahabat seperti seriga...