Senin, 16 Desember 2013

Dilema

Langit cerah sekali.
Udara segar menyambut kedatanganku di depan gerbang sekolah..

Ku lihat disekililing ku masih sepi   sekali. Hanya ada kumpulan orang berbaju hitam dan berjilbab hitam. Bukan untuk melayat. Mereka adalah OSIS sekolahku.
Hari ini classmeeting..

Aku duduk di depan kelas seniorku, XII ipa3. Disana, ada beberapa temanku yang sudah memadati tempat itu.
Yang ku tunggu tak jua lewat. Entahlah dia masuk atau tidak. Yang jelas aku belum melihat nya.
Apa kau tau siapa yang ku tunggu?
ya. Dia. Dia yang ku tunggu. Hmmm

Sebut saja, Billy. Sosok laki-laki berperawakan tegap, bidang, dan tinggi. Kriteria ku sekali. Bukan Billy yang ku tunggu.
Jujur saja, aku pernah suka dengannya, namun itu dulu. Hanya dulu. Entah mengapa, rasa itu kembali atau tidak, aku tak tau. Namun, aku merasakan hal aneh.
Awalnya, ini bermula saat ia berjalan ke arahku.

Billy berjalan ke arahku. Bukan aku yang dituju. Dia hanya ingin duduk santai di sebelahku. Sebelahku memang kosong. Tapi..
Ia bukan di sebelahku. Billy memang duduk disampingku, namun berbataskan tiang dinding sekolah. Jadi, dia tidak benar-benar duduk di sampingku.

Sekitar dua menit berlalu, aku menyadari kehadiran seseorang di sampingku. Aku sempat melirik ke arah bawah, melihat sepatu siapa yg duduk di sampingku. Benar-benar disampingku. Sepertinya aku kenal siapa pemilik sepatu itu. Billy; ia memang Billy. Sejak kapan ia duduk di sampingku?
Entahlah, detak jantungku tak lagi normal. Lebih cepat dari biasanya.

Jangan-jangan rasa itu kembali lagi? Oh Tuhan, tidak. Aku rasa tidak. Apa mungkin ini hanya rasa yang sama seperti rasaku saat duduk disamping laki-laki?
Huuft sangat risih. Memang begitu yg aku rasakan. Namun, perlu kau ketahui. Rasa ini berbeda.

Sekuat mungkin aku menepis rasa itu . Rasa itu tak boleh bangkit kembali. Aku tau, aku cukup lelah menahan semuanya untuk dia─secret admirerku. Meskipun Billy pernah mengisi hatiku, namun Billy bukanlah secret admirerku. Sampai kapan pun, secret admirerku hanya dia─pemilik akun twitter "itu".

Badmood banget.
"OMG", seru salah satu temanku.
Refleks aku mencari ke arah mana yg dituju temanku. "Ooohhh" suara itu keluar dari bibirku begitu saja. DIA!! !my Secret admirer..
Ia lewat di depanku. Haaaa akhirnya yg ku tunggu datang juga. Sweater hitam dengan sedikit garis kuning di sweternya. Syukur deh, dia masuk sekolah.

Tidak ada komentar:

SINOPSIS BIARKAN MENGALIR SEPERTI AIR

Alea, remaja enam belas tahun yang berulang tahun setiap bulan Januari tidak pernah berharap Tuhan mendatangkan sahabat seperti seriga...